Kamis, 22 Februari 2018

Duhai Kamu yang Mukanya Hitam

Liburan panjang selama hampir 1 bulan kemarin, menyisakan kulit wajah Zaid yang makin menghitam. Maklum anak-anak, mumpung liburan makin asyik menghabiskan waktu bermain di luar bersama teman-temannya. Sebenarnya keluarga kami tidak termasuk keluarga berkulit putih, tapi juga ga hitam-hitam amat, yaa sawo mateng mepet busuk lah, hahaha.
.
Suatu hari, sifat jail saya kambuh. Lalu saya mengomentari wajah Zaid yang makin menghitam itu.

"Kakak meuni hideung ih." (Kakak, hitam deh)

Diluar dugaan, entah mungkin sedang sensi atau bagaimana, Zaid menanggapi komentar saya dengan cemberut.
.
"Jadi Kakak teh gimana atuh biar putih?" nah lho.. "Sok Kakak harus pake apa biar putih kayak Ibu?" beu. Saya menahan tawa. Mungkin Zaid terbiasa melihat saya memakai masker ala-ala, dan dia pikir bisa putih karena masker itu, cantik kayak artis Korea. "Dulu Ibu pernah bilang ga apa-apa hitam juga, asal sholeh.." Suara Zaid terdengar lemah. Saya tertegun.
.
Memang sih, jika ada saudara yang berkunjung ke rumah lalu berkomentar tentang kulit muka Zaid yang makin menghitam, saya selalu menabahkan Zaid, "Ga apa-apa hitam juga, asal sholeh." Dan hari ini keisengan saya harus membuat saya kembali menanamkan prinsip itu.
.
Duhai kamu, anak sholeh yang bermuka hitam, Alloh tidak melihat rupamu, tapi keimanan dihatimu. Ingatlah Bilal Bin Rabah, budak hitam legam yang kisahnya berlanjut ke Surga karena ketaqwaannya. Tetap semangat wahai Si Hitam Manis 😘😘😘

***